KECANDUAN BERPIKIR NEGATIF, Manusia Inginkan kehidupan kekal?


Pada tanggal 3 Maret 1513, penjelajah asal Spanyol Juan Ponce de Leon memulai suatu ekspedisi yang terkenal. Ia berlayar dari Puerto Riko dengan harapan mencapai pulau Bimini. Menurut legenda, ia mencari sumber air ajaib – mata air awet muda. Tetapi, ia berlabuh di tempat yang sekarang adalah Negara bagian Florida, AS. Tentu saja, ia tidak pernah menemukan mata air yang memang tidak ada itu.

Dewasa ini, manusia pada umumnya hidup tidak lebih dari 70 atau 80 tahun. Meskipun di Guinness Book of World Records mengatakan bahwa usia orang yang paling tua adalah 122 tahun dan 164 hari. Tetapi, pakar etika biologi John Harris mengatakan, Riset modern kini memperlihatkan bahwa ada kemungkinan untuk mencapai masyarakat yang bisa mengelakan usia tua – bahkan kematian. Sejumlah peneliti abad ke-21 berbicara tentang kekekalan yang boleh dikatakan telah dicapai, tak terbatasnya jangka hidup manusia mulai tahun 2099, suatu kemampuan untuk memiliki perkembangbiakan sel yang kekal, dan semacamnya.

Dalam bukunya The Dream of Eternal Life (impian hidup kekal), Mark Benecke berkomentar, hampir seluruh tubuh diperbaharui beberapa kali selama hidup….. setelah kira-kira tujuh tahun, kita menjadi orang yang benar-benar baru. Namun, tidak berlangsung tanpa batas karena sel-sel berhenti berkembang biak setelah mencapai jumlah pembagian yang telah ditentukan sebelumnya. Akan tetapi, jika jumlahnya tidak ditentukan, kata Benecke, tubuh manusia dapat memperbaiki diri untuk waktu yang sangat lama – bahkan selama-lamanya.

Pertimbangan juga, kapasitas menunjukan otak manusia, yang jauh lebih besar daripada yang dapat digunakan sepanjang masa hidup kita yang pendek. Menurut Encyclopoedia Britannica, otak manusia dianugrahi potensi yang jauh lebih besar ketimbang yang dapat digunakan dalam jangka hidup seseorang artinya otak manusia memiliki kapasitas otak dalam menampung informasi boleh dibilang tidak ada batasnya. Mengapa para peneliti tidak menemukan alasan fisiologis kita mati? Dan, mengapa otak manusia memiliki kapasitas yang luar biasa seperti itu? Mungkinkah kita dirancang untuk terus memperoleh pengetahuan selama-lamanya? Mengapa pula kita bisa membayangkan kehidupan yang awet muda nantinya dikala usia tua tapi sehat?

Hidup selama-lamanya? Banyak orang yang menolak mentah-mentah gagasan seperti itu. Beberapa orang bahkan mengatakan bahwa mereka tidak berminat untuk hidup selama-lamanya. Mengapa ada yang berpandangan seperti itu?

Kehidupan abadi itu membosankan?. Beberapa orang berpendapat bahwa hidup selama-lamanya itu membosankan. Mereka memaksudkan kehidupan yang monoton dari banyak pensiunan yang kerjanya cuma seperti menonton televisi, olah raga, dan jalan-jalan, jika itu yang anda rasakan, pertimbangkan apa yang dikatakan astronom Robert Jastrom sewaktu ditanya apakah kehidupan abadi akan menjadi kutukan atau berkah? Jastrom menjawab, itu akan selalu menjadi berkah bagi orang yang selalu ingin tahu dan ingin belajar.

Gagasan bahwa mereka ingin memiliki keabadian untuk menyerap pengetahuan akan menghibur mereka dan semua manusia. Tetapi, bagi orang lain yang tidak ingin mempelajari hal-hal baru dan yang pikirannya tertutup, itu akan menjadi kutukan dan sangat mengerikan. Merekalah manusia yang tidak punya cara untuk mengisi waktu. Apakah kehidupan abadi itu membosankan atau tidak, itu banyak tergantung pada sikap kita. Jika anda selalu ingin banyak tahu dan belajar, pikiran-pikiran kita dapat mencapai apa yang kita inginkan seperti dibidang seni, music, arsitektur, pertamanan, atau kesibukan apa pun yang bermakna yang menarik bagi anda. Hidup kekal di bumi ini akan menyediakan prosepek menarik, menakjubkan untuk terus mengembangkan potensi anda dalam berbagai bidang kegiatan.

Jika kita dapat mempertunjukan dan merasakannya maka kehidupan kekal tersebut tentu akan sangat memuaskan. Kita diciptakan dengan kesanggupan untuk mempertunjukan kebersamaan, dan kita tumbuh sejahtera apa bila kita merasa kebersamaan tersebut bersama orang lain dan akan mendatangkan kepuasan yang tidak lekang dimakan waktu. Hidup selama-lamanya akan memberikan kesempatan yang tak habis-habisnya untuk memupuk kebersamaan tidak hanya untuk sesama manusia tetapi juga khusus untuk Tuhan. Jadi, bagaimana mungkin kehidupan kekal itu membosankan dan tidak memuaskan?

Kehidupan itu singkat dan berharga. Beberapa orang merasa bahwa karena singkatnya kehidupan itu menjadi sangat berharga. Meraka kadang kala membandingkannya dengan emas, yang ada hanya dalam jumlah terbatas. Seandainya emas dapat ditemukan di mana-mana, nilainya bakal berkurang. Meskipun demikian, emas akan tetap indah. Sesungguhnya, begitulah kehidupan kita ini. Menikmati hidup dapat kita samakan dengan menghirup udara yang berlimpah. Para awak kapal selam yang rusak akan menganggap udara sangat berharga. Setelah mereka diselamatkan. Menurut anda apakah mereka akan mengeluh tanpa rasa sukur karena bisa menikmati lagi udara secara berlimpah? Tentu saja tidak!.

Seperti para awak kapal itu, kita dapat diselamatkan, bahkan dengan prospek yang lebih besar, yakni kehidupan yang menghasilkan karya-karya besar dari hasil berpikir positif untuk kemaslahatan semua manusia, itulah yang menjadi kehidupan yang abadi kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar